PAPUA BARAT DAYA,Jurnal Royal Society Open Science mengungkap pola pergerakan dan jaringan habitat penting dari pari manta karang yang berada di Kepulauan Raja Ampat,Papua Barat Daya, Indonesia.
Melalui Salah satu temuan dari penelitian ini, ternyata pari manta karang sering berpindah-pindah dari satu habitat penting ke habitat penting lainnya.Minggu,14 April 2024.WIT.
Menurutnya, pari tersebut berjarak dekat,dan sesekali melakukan perjalanan jarak jauh, antara rangkaian penerima sinyal akustik yang dipasang di seluruh perairan Raja Ampat.
Lanjutnya,Dr. Edy Setyawan menjelaskan, studi ini juga mengidentifikasi, memiliki hubungan antara pusat lokasi dalam jaringan pergerakan pari manta karang yang vital untuk navigasi dan kelangsungan hidup mereka.
Dalam studinya, disebut bahwa temuan krusial dari penelitian ini adalah keberadaan tiga sub-populasi pari manta karang yang secara demografis dan geografis berbeda.
Ketiga sub-populasi ini menghuni ekosistem atol Ayau di utara Raja Ampat, ekosistem terumbu karang yang sangat luas di barat laut perairan Raja Ampat, dan ekosistem terumbu karang di tenggara Pulau Misool di selatan Raja Ampat.
Dalam penyampaiannya yakni “Penelitian kami memberikan informasi terbaru sebagaimana pada pola ini merupakan pergerakan yang kompleks dari pari manta karang di Raja Ampat.
Tentunya menekankan adanya pendekatan yang tepat dan terukur sehingga dalam upaya konservasi jenis ikan terancam punah ini,” kata Dr. Setyawan. “Memahami jaringan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi habitat penting dan koridor migrasi pari manta karang, dan dapat menjadi masukan untuk upaya konservasi yang krusial baagi kelangsungan hidup jenis ikan ini,” ucapnya.
Adapun Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Edy Setyawan bersama dengan tim dari Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi di perairan kepulauan Raja Ampat, Konservasi Indonesia, Conservation International, Macquarie University (Australia), dan University of Auckland (Selandia Baru) ini dilakukan selama lima tahun, yakni sejak 2016 hingga 2021. Para peneliti menilai temuan tersebut menandai langkah krusial yang dapat diambil dalam memahami dan melindungi spesies yang secara global rentan punah ini.
Di tempat yang sama, Vice president of Asia-Pacific Marine Programs Conservation International Dr. Mark Erdmann – yang juga menjadi salah satu pembimbing studi doktoral Dr. Edy Setyawan – menilai dengan adanya temuan ini muncul kebutuhan mendesak untuk perluasan perlindungan pari manta karang. “
Dikatakan studi ini juga menyoroti satu situs agregasi pari manta yang dikenal sebagai Eagle Rock, yang tidak jauh di selatan Pulau Kawe, sebagai hub penting dalam jaringan pergerakan pari manta karang.
Selain itu,temuan ini menekankan kebutuhan yang sangat mendesak untuk memperluas perlindungan spasial hingga ke area ini melalui perluasan jejaring KKP di Raja Ampat, terutama karena meningkatnya ancaman terhadap area penting ini dari aktivitas tambang nikel di Pulau Kawe,” tutur Dr. Mark.
Ditambahkan,Kepala BLUD UPTD Pengelolaan Kawasan Konservasi di Perairan Kepulauan Raja Ampat, Syafri S.Pi, menyatakan menyambut baik studi ini sebagai rekomendasi yang sangat penting.
“Temuan-temuan ini sangat penting untuk menyempurnakan upaya konservasi untuk spesies ikonik kami di Raja Ampat. Kami akan mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasi ini secara serius dan selanjutnya berkolaborasi dengan Pokja Manta untuk menyempurnakan dan mengintegrasikannya ke dalam strategi pengelolaan pari manta saat ini,” kata Syafri.
Laporan : Niko