Tribunnews.press, WAISAI – Pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat melalui Dinas Perikanan menggelar kegiatan sosialisasi pembinaan nelayan tangkap dan pelatihan pengelolaan limbah ikan menjadi pupuk cair serta peningkatan kapasitas nelayan dan pembentukan kelompok penataan nelayan tangkap.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Pelatihan Kepemimpinan Administrasi (PKA) angkatan XIII Tahun 2024 Kabupaten Raja Ampat yang merupakan salah satu syarat khusus bagi seluruh ASN sebagai syarat mutlak untuk menduduki suatu jabatan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat melalui Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Asraruddin Lewataka, S. Kel yang ditemui diruang kerjanya, Selasa 16/07/2024) mengatakan sosialisasi pembinaan nelayan tangkap dan pelatihan pengelolaan limbah ikan menjadi pupuk cair serta peningkatan kapasitas nelayan merupakan kewajiban setiap peserta PKA angkatan XIII Tahun 2024.
“Tahapan ini wajib bagi setiap peserta melakukan aksi perubahan
khusus untuk PKA yang saat ini diikuti menitikberatkan dalam satu jabatan administrator bisa mengembangkan suatu kegiatan yang diimplementasikan dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Asraruddin Lewataka.
Judul yang diambil dalam kegiatan tersebut adalah “Pembinaan Nelayan Tangkap di Kabupaten Raja Ampat,” yang disingkat PENATARAJA.
Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi nelayan di Kabupaten Raja Ampat agar nelayan memiliki peningkatan kapasitas, karena nelayan selama ini hasil olahan yang diolah rata-rata dari tahun ke tahun hanya begitu saja atau terkesan jalan di tempat.
Asraruddin Lewataka lebih lanjut mengatakan dengan adanya PENATARAJA, nelayan akan diberikan pengetahuan yang baru melalui sosialisasi dan pelatihan pengelolaan limbah ikan menjadi pupuk cair, baginya kegiatan tersebut merupakan pengetahuan baru bagi nelayan, karena rata-rata nelayan belum mengetahui pengelolaan limbah ikan menjadi pupuk cair.
“Kita sudah sosialisasi, ilustrasikan kepada masyarakat nelayan di beberapa Kampung yang kami lakukan sosialisasi terlibat dan praktik langsung. Jadi ikan yang ditangkap, limbahnya tidak dibuang begitu saja, namun dimanfaatkan melalui pelatihan itu. Limbah ikan berupa, kepala, tulang, dan sirip dimanfaatkan sebagai pupuk cair yang bermanfaat bagi petani dan nelayan kita,” ujarnya.
Yang kedua, Asraruddin menyebut ada pembentukan sembilan kelompok nelayan dibeberapa tempat dengan tujuan untuk peningkatan akses dalam melayani, karena selama ini diketahui bahwa nelayan sangat sedikit mendapatkan akses untuk bantuan dan informasi pasar.